'Ulama Riau tak Cerdas Fatwa Larangan Perempuan Jadi Pemimpin'

Tema : Manusia dan Keadilan

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU - Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH T Zulkarnaen menyebut ulama yang ada di Riau tidak cerdas berfatwa melarang perempuan menjai pemimpin.
"Kenapa sampai keluar larangan itu, karena ulama daerah ini tidak aspiratif, tidak punya kitab," katanya dalam ceramahnya pada peringatan 100 tahun hari perempuan sedunia, di Pekanbaru, Selasa (5/4).

Pernyataan itu disampaikan terkait dengan 'fatwa' MUI Provinsi Riau mengenai larangan perempuan menjadi pemimpin yang dikeluarkan beberapa waktu lalu. Fatwa tersebut sekarang sudah dicabut. Zulkarnaen mengatakan, untuk membeli kitab yang berisi tentang ilmu keislaman membutuhkan dana yang tidak sedikit mencapai Rp 150 juta.

Sementara mayoritas ulama 'miskin'. Menurutnya, masyarakat harus menyumbang dana untuk membeli kitab. Zulkarnain membandingkan pernyataan ulama di Riau dengan yang berada di Banten dan Jawa Timur.

"Di Banten lebih banyak ulama, tetapi tidak ada ulama yang ribut karena kepemimpinan perempuan. Begitu juga dengan di Jawa Timur, wali kota saat ini adalah perempuan. Mereka tidak pernah mempermasalahkan keberadaan perempuan sebagai pemimpin," tutur dia.

Pernyataan Sekjen MUI Pusat itu seakan berbalas pantun dengan MUI Riau yang sebelumnya pernah mengeluarkan fatwa yang mengharamkan pemimpin dari kaum perempuan. Fatwa tersebut sebetulnya hanya berumur hitungan jam sebelum akhirnya ditarik kembali.

"Perempuan hanya dilarang tiga jabatan, yakni Nabi, khadi dan Presiden. Khadi dan Presiden dilarang karena merupakan wali dari masyarakat," kata dia menegaskan.

Dengan demikian, lanjutnya, perempuan boleh memimpin di luar tiga jabatan tersebut. Pernyataan tersebut langsung dibantah Ketua MUI Riau, Prof Mahdini. Menurutnya, ulama yang ada di Riau malah lebih pintar dibanding ulama yang ada didua provinsi itu karena mempunyai pendapat.

"Sebagai ulama, jangan saling melemahkan. Seharusnya saling menguatkan. Sejak dahulu pun ulama sudah berbeda pendapat, tetapi mereka tidak pernah saling melemahkan," ujar dia. Ulama yang ada di Riau, lanjutnya, tetap mempunyai kitab-kitab yang menjadi pedoman dalam mengeluarkan fatwah.

Sumber : http://id.berita.yahoo.com/ulama-riau-tak-cerdas-fatwa-larangan-perempuan-jadi-20110404-222453-050.html;_ylt=AmdRSGec_GVCMbbILN9nUECgn8h_;_ylu=X3oDMTNhOXRxcWdkBHBrZwNjZjFkY2JjZS0zOTFkLTM0ODAtOGZjZS0xZDU5MTMyMWIwODkEcG9zAzEEc2VjA01lZGlhU3RvcnlMaXN0BHZlcgMzNDllZjY1MC01ZjQ1LTExZTAtYWY4ZC0wOWY4NTcwOGI1MmE-;_ylg=X3oDMTFjM2d1bDFjBGludGwDaWQEbGFuZwNpZC1pZARwc3RhaWQDBHB0A3NlY3Rpb25zBHRlc3QD;_ylv=3

0 komentar:

Posting Komentar